Kamis, 5 Desember 2024

Solusi Berbasis Alam Beri Manfaat Berlipat dalam Aksi Iklim, Serap Karbon Hingga Sejahterakan Masyarakat

Latest

- Advertisement -spot_img

Aksi-aksi pengendalian perubahan iklim melalui Solusi Berbasis Alam (Nature Based Solution) memberi manfaat berlipat bagi ekosistem bumi. Selain mengurangi emisi gas rumah kaca, Nature Based Solution juga berdampak pada terjaganya keanekaragaman hayati dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Nature Based Solution adalah peta jalan mitigasi sekaligus adaptasi perubahan iklim,” kata Utusan Khusus Presiden untuk Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral Mari Elka Pangestu saat menyampaikan pidato kunci pada diskusi panel bertajuk “Channeling Indonesian Best Practices of nature-Based Solutions and Decarbonization towards Net Zero Emission” di Paviliun Indonesia pada COP29 UNFCCC di Baku, Azerbaijan, Selasa, 12 November 2024.

Potensi solusi berbasis alam diantaranya adalah hutan tropis, kawasan mangrove dan pesisir, hingga aktivitas agroforestry.

Mari mengatakan, solusi berbasis alam memberi “tiga kemenangan” sekaligus dalam aksi iklim. Pertama, meningkatkan kemampuan ekosistem menyerap karbon. Kedua menjaga siklus tata air dan ketahanan keanekaragaman hayati. Ketiga meningkatkan kesejahteraan,” katanya.

Dia mengatakan, potensi Nature Based Solution di seluruh dunia diperkirakan mencapai 6,7 Giga Ton setara karbondioksida. Sekitar 15% persen potensi tersebut ada di Indonesia.

Sementara itu Chief Executive Officer (CEO) PT Pertamina New & Renewable Energy John Anis mengungkapkan, selain berbasis teknologi, pihaknya mengembangkan konservasi mangrove sebagai bagian dari dekarbonisasi.

“Kami berkolaborasi dengan mitra strategis dalam berbagai proyek, seperti konservasi mangrove, yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk diformulasikan ke dalam bentuk kredit karbon,” kata John.

Dengan permintaan yang terus meningkat dan proyeksi harga karbon yang semakin kompetitif di pasar global, termasuk Indonesia, John mengatakan bahwa potensi perdagangan karbon di masa depan sangat menjanjikan sebagai sumber pendanaan aksi iklim.

Terkait dekarbonisasi Pertamina NRE melakukan berbagai inisiatif, seperti efisiensi energi di seluruh unit operasionalnya, eliminasi rutinitas zero flaring, dan penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture Utilization and Storage/CCUS).

“Ini bukan hanya tentang memenuhi target, tetapi bagaimana kami bisa menciptakan bisnis yang selaras dengan masa depan rendah emisi dan mendukung transisi energi yang berkelanjutan,” kata John.

Turut menjadi pembicara pada diskusi panel tersebut Annisa Ayu Soraya (Green Business Coordinator ID Survey), Hiba Al Shehhi (Ministry of Climate Change and Environment UEA), Dissa Natria (Environmental Specialist Sucofindo), dan Roel Hoenders (head of Climate Action and Clean Air International Maritime Organization). ***

- Advertisement -spot_img

More Articles