Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan perhutanan sosial berpotensi besar menjadi motor penggerak ekonomi hijau Indonesia.
Keyakinan ini ia sampaikan saat kunjungan kerja bersama Wakil Menteri Kehutanan Sulaiman Umar Siddiq ke Kelompok Tani Cinta Mangrove di Desa Perupuk, Kecamatan Lima Puluh Pesisir, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, Rabu (10/9/2025).
Raja Juli Antoni menyatakan pemerintah berkomitmen memperkuat sinergi dengan masyarakat, pemerintah daerah, akademisi, dunia usaha, dan mitra pembangunan.
“Melalui kolaborasi, perhutanan sosial dapat menjadi mesin berkelanjutan untuk mendorong ekonomi hijau,” ujarnya dalam rilis resmi Kementerian Kehutanan.
Bupati Batu Bara Baharuddin Siagian mengapresiasi perhatian pemerintah pusat terhadap masyarakat pesisir. Ia menegaskan dukungan penuh pemda untuk pengembangan Kelompok Tani Cinta Mangrove.
“Dukungan ini diharapkan memperkuat peran masyarakat dalam menjaga hutan sekaligus meningkatkan kesejahteraan,” katanya.
Kelompok Tani Cinta Mangrove merupakan bagian dari skema Hutan Kemasyarakatan yang telah mendapat izin pengelolaan resmi. Kelompok ini aktif menanam, melindungi, dan memanfaatkan mangrove secara berkelanjutan.
Salah satu daya tarik utamanya adalah ekowisata berbasis mangrove, meliputi jungle track, wisata kuliner, Paviliun Jepang, area panahan, lokasi pemancingan, dan budidaya kepiting bakau.
Dalam empat tahun terakhir, destinasi ekowisata ini berhasil menarik ribuan pengunjung setiap tahun dan menghasilkan pendapatan sekitar Rp2 miliar per tahun. Atas capaian tersebut, Kelompok Tani Cinta Mangrove resmi naik ke kategori platinum pada Juli 2025.
Selain memberi manfaat ekonomi, kawasan mangrove Perupuk juga memiliki fungsi ekologis penting. Area ini kerap menjadi tempat singgah burung migran, termasuk jenis langka dan terancam punah.
Keberadaan burung air yang melimpah serta dukungan kuat masyarakat menjadikan pesisir timur Kabupaten Batu Bara sebagai kandidat kuat untuk ditetapkan sebagai bagian dari Flyway Network Site (FNS) dalam jalur migrasi Asia Timur–Australasia.
Inisiatif ini menegaskan bahwa perhutanan sosial tidak hanya sebatas konservasi lingkungan, melainkan juga memperkuat ekonomi lokal dan mendorong partisipasi masyarakat dalam pembangunan berkelanjutan. ***