Jumat, 26 Juli 2024

Konservasi Harimau Sumatra, Semua Punya Kewajiban Selamatkan Penjaga Rimba

Latest

- Advertisement -spot_img

Semua pihak punya kewajiban bersama untuk menyelamatkan Harimau Sumatera.

Inovasi-inovasi yang dikembangkan diharapkan memuluskan upaya agar manusia dan harimau bisa hidup berdampingan.

Demikian terungkap pada seminar nasional “Masa Depan Konservasi Harimau Sumatera” di Kampus Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Senin, 14 Februari 2022.

Seminar ini dilakukan sebagai momentum awal menuju gerbang konservasi harimau sumatra di Sumatra Barat.

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansarullah dalam sambutannya menyatakan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat sangat mendukung upaya konservasi harimau sumatera.

Hal itu dikarenakan sangat erat kaitannya dengan keselamatan masyarakat maupun nilai-nilai adat Minangkabau yang menempatkan harimau sebagai hewan kharismatik yang sangat dihormati.

Oleh masyarakat lokal, harimau sumatera biasa dengan penyebutan “Inyiak Balang” yang diyakini sebagai panjago rimbo nagari (penjaga rimba nagari/desa).

Sebagai wujud konservasi harimau sumatera, telah diterbitkan Surat Edaran Gubernur No.522.5/3545/Dishut-2021 pada tanggal 14 Desember 2021 tentang Pelestarian Harimau Sumatera di Provinsi Sumatera Barat.

“Surat edaran tersebut ditujukan kepada Bupati/Walikota di seluruh Sumatra Barat untuk ikut serta mendukung pelestarian harimau sumatra dan habitatnya, mencegah konflik manusia dan harimau, mitigasi penanganan dan pasca konflik manusia-harimau sumatra dan penegakan hukum,” ujar Mahyeldi.

Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem KLHK Wiratno menyatakan ada sejumlah inovasi yang telah dilakukan oleh KLHK bersama mitra terkait untuk penyelematan harimau sumatera.

Inovasi dilakukan secara ex-situ seperti Pusat Rehabilitasi dan sanctuary juga Lembaga Konservasi, juga secara in-situ seperti adanya nagari ramah harimau dengan patroli anak nagarinya di Sumatra Barat, community patrol di beberapa tempat di sumatra, dan kandang ternak komunal anti serangan harimau.

“Ke depannya program ex-situ link to in-situ dapat terus ditingkatkan dimana hasil pengembang-biakan harimau sumatra dari ex-situ dapat dikembalikan ke habitat alamnya. Selanjutnya kita bersama berkewajiban untuk melestarikan alam dan masyarakat kelak dapat hidup berdampingan dengan harimau sumatra,” ujar Wiratno.

Rektor Unand, Profesor Yuliandri menyatakan Universitas Andalas sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Sumatera Barat mempunyai peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta penelitian dalam mendukung konservasi harimau.

Harimau sumatera merupakan satu-satunya sub spesies harimau di Indonesia setelah kepunahan harimau jawa dan harimau bali.

Populasi harimau sumatera diperkirakan 604 ekor dari data tahun 2016. ***

More Articles