Selasa, 22 Oktober 2024

Komitmen Indonesia FOLU Net Sink 2030 Tuai Pujian Inggris, Norwegia, dan AS

Latest

- Advertisement -spot_img

Indonesia telah mencanangkan komitmen untuk melaksankan agenda FOLU Net Sink 2030.

Berdasarkan komitmen ini, tingkat penyerapan gas rumah kaca Indonesia di sektor kehutanan dan penggunaan lahan ditargetkan seimbang bahkan lebih besar dibandingkan emisinya di tahun 2030.

Komitmen ini menuai pujian dari Inggris, Norwegia, dan Amerika Serikat (AS) yang menilai langkah Indonesia pantas menjadi panutan dunia Internasional.

“FOLU Net Sink 2030 dirumuskan melalui pengalaman panjang melakukan aksi korektif dalam pengelolaan hutan dan lahan,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya  di Paviliun Indonesia pada konferensi perubahan iklim COP27 UNFCCC di Sharm El Sheikh, Mesir, Rabu 9 November 2022.

Di Paviliun Indonesia, Menteri Siti berdialog dengan Menteri Negara untuk Asia, Energi, Iklim, dan Lingkungan Inggris Lord Goldsmith, Menteri Pembangunan Internasional Norwegia Tvinnereim, dan Deputi Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Iklim Rick Duke.

Menurut Menteri Siti, Indonesia telah memperkuat kebijakan untuk mencegah terjadinya deforestasi. Diantara kebijakan tersebut termasuk penghentian izin pemanfaatan baru kayu di hutan primer dan lahan gambut.

“Laju deforestasi pun bisa ditekan ke titik terendah sebesar 113,5 ribu hektare pada tahun 2020-2021 dibandingkan dengan 650 ribu di tahun-tahun sebelumnya, bahkan pernah mencapai lebih dari 2 juta hektare di masa lampau,” katanya.

Pengurangan emisi di sektor FOLU juga dilakukan dengan mengendalikan kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, pemerintah mengawasi dan mengendalikan lebih ketat izin-izin kehutanan dan usaha berbasis lahan. Pemerintah juga memperkuat aksi konservasi dan pengelolaan gambut dan mangrove.

Untuk meningkatkan penyerapan gas rumah kaca, Indonesia melakukan restorasi dan rehabilitasi di semua bentang lahan seperti gambut, mangrove, maupun di hutan dan lahan.

Melalui FOLU Net Sink, Indonesia menargetkan tingkat emisi minus 140 juta ton setara karbondioksida (CO2e) pada tahun 2030 di sektor kehutanan dan lahan.

Agenda FOLU Net Sink 2030 akan menjadi penyokong komitmen pengurangan emisi gas rumah kaca Indonesia yang tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contribution(NDC).

“Kami akan bekerja sama dengan semua pihak, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, NGO, pelaku usaha, akademisi dan juga komunitas Internasional,” kata Menteri Siti.

Menteri Negara untuk Asia, Energi, Iklim, dan Lingkungan Inggris Lord Goldsmith tak bisa menutup kekagumannya pada langkah dan pencapaian Menteri Siti dalam mengurangi emisi karbon dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan.

“Meningkatkan perlindungan pada 66 juta hektare hutan primer, 600 ribu hektare mangrove dan lebih dari 3 juta hektare gambut adalah pencapaian yang luar biasa dari Menteri Siti dan Presiden Jokowi,” kata Goldsmith.

Dia mengatakan Inggris siap bekerja sama untuk mendukung target Indonesia yang begitu ambisius. Goldsmith juga mengatakan Indonesia bisa menjadi panutan bagi Negara lain seperti yang sudah terjadi dalam kemitraan perdagangan kayu legal.

Menteri Pembangunan Internasional Norwegia Tvinnereim juga menyampaikan pujiannya pada Indonesia. “Sungguh luar biasa Indonesia bisa mencapai target sesuai dengan jadwal yang dijanjikan,” katanya soal pengurangan laju deforestasi Indonesia.

Tvinnereim mengatakan, sebagai Negara pemilik hutan, Norwegia memiliki pengalaman mengelola hutan secara berkelanjutan.

Meski demikian dalam konteks pengendalian perubahan iklim peran hutan tropis seperti yang dimiliki Indonesia sangat besar. Oleh sebab itu Norwegia siap untuk berkolaborasi lebih erat dengan Indonesia.

Deputi Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Iklim Rick Duke juga menyampaikan apresiasi pada agenda FOLU Net Sink yang dijalankan Indonesia.

Duke mengatakan siap berbagi pengalaman misalnya dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan. ***

- Advertisement -spot_img

More Articles