Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengingatkan perubahan iklim adalah ancaman terbesar bagi kehidupan manusia.
Untuk itu semua pihak diajak untuk mau berkolaborasi melakukan aksi nyata dalam adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, termasuk oleh kalangan swasta.
“Ancaman ini menuntut kita untuk punya solidaritas yang tinggi, kerja sama, semangat kemitraan, dan kolaborasi, agar bisa mewujudkan upaya-upaya kita dalam mengatasi berbagai dampak negatif dan risiko perubahan iklim,” kata Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dewanthi dalam diskusi Indonesia Climate Change Expo and Forum 2022, Rabu 8 Juni 2022.
Sebagai kontribusi dalam pengendalian perubahan iklim, Indonesia telah menetapkan target pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) sebagaimana tertera dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC), yang telah diserahkan ke Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).
Dalam dokumen itu, Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan usaha sendiri, atau 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2030.
Sejalan dengan NDC, KLHK membuat dokumen rencana operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.
Dokumen itu berisikan strategi untuk mencapai tingkat serapan GRK sektor hutan dan lahan lainnya (Forestry and Other Land Uses/FoLU) berimbang ataupun lebih tinggi dari tingkat emisinya (Net Sink) pada 2030.
Apabila target pada sektor ini tercapai, terjadi penurunan emisi sekitar 60 persen dari total target nasional.
Untuk mencapai semua target itu, Laksmi mendorong semua lini bahu-membahu mengimplementasikan berbagai program.
Sektor swasta pun menyambut ajakan KLHK dengan melakukan berbagai aksi nyata di tingkat tapak.
Head of Social Impact PT Amman Mineral Nusa Tenggara Priyo Prasetyo Pramono mengatakan, perusahaannya telah menuntaskan 762 hektare reklamasi dari keharusan reklamasi seluas 2.800 hektare.
Selain itu, PT Amman juga sedang menuntaskan program rehabilitasi DAS seluas 7.200 hektare.
“Kami memanfaatkan sumber daya lokal untuk kegiatan reklamasi dan rehabilitasi dan menggunakan barang yang sustainabel,” kata Priyo.
Dari aksi reklamasi dan rehabilitasi PT Amman mengklaim telah berhasil menyerap masing-masing 70.882 ton GRK setara karbondioksida (CO2e) dan 18.057 ton CO2e.
Manager of CSR Environment & Social Responsibility PT Astra International Tbk Bima Krida Pamungkas mengatakan, perusahaannya berusaha mengurangi dampak produk Astra terhadap lingkungan dalam proses produksinya
Aksi yang dilakukan diantaranya menghemat penggunaan energi, melakukan efisiensi bahan baku, melakukan kampanye perlindungan lingkungan hidup dan mendukung konservasi sumber daya alam.
Di sisi eksternal, lanjut dia, Astra juga berupaya mengatasi perubahan iklim dengan sejumlah program di tingkat tapak. “Ada program Kampung Berseri Astra Proklim. Saat ini sudah ada 133 kampung,” ujarnya.
Sementara itu Head of Social Impact and Community Development APP Sinar Mas Janudianto mengatakan sebagai perusahaan kehutanan terintegrasi APP Sinar Mas telah mencanangkan Sustainability Roadmap Vision (SRV) 2030 dan Forest Conservation Policy 2013.
Berdasarkan kebijakan itu APP Sinar Mas dan mitra-mitranya berkomitmen untuk mengurangi jejak karbon dalam proses produksinya hingga 30%, melakukan konservasi lebih dari setengah juta hektare hutan alam, dan mendukung pemberdayaan masyarakat
“Dengan SRV 2030 kami ingin mendukung tercapainya komitmen NDC Indonesia dan membantu aksi pengendalian perubahan iklim,” katanya.
Janudianto menjelaskan, salah satu aksi dari SRV 2030 adalah program Desa Makmur Peduli Api (DMPA). Program ini bertujuan untuk pencegahan kebakaran, menekan deforestasi, dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
“DMPA juga menjadi adatasi dan mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak yang sejalan dengan Program Kampung Iklim (Proklim) KLHK,” katanya
Di program DMPA, masyarakat desa diberi pendampingan untuk kegiatan agroforestry, pertanian terintegrasi yang ramah lingkungan serta kegiatan berupa pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang (3R) sampah dan limbah.
Sudah ada 394 desa dengan lebih dari 30 ribu kepala keluarga dan 86 kelompok perempuan yang mendapat manfaat dari program DMPA. ***