Jumat, 26 Juli 2024

KLHK-Adaro Kerja Sama bangun Pusat Persemaian, Kapasitas Jutaan Bibit per Tahun

Latest

- Advertisement -spot_img

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan PT Adaro Energy Tbk (Adaro) menandatangani nota kesepahaman untuk membangun Pusat Persemaian di Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan.

Pusat persemaian itu akan memiliki kapasitas 10 hingga 12 juta bibit per tahun.

Penandatanganan dilakukan oleh Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono dengan Presiden Direktur Adaro Garibaldi Thohir, disaksikan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya di Jakarta, Kamis 4 Agustus 2022.

Menteri LHK Siti Nurbaya mengapresiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Adaro dalam kolaborasi membangun pusat persemaian bersama Kementerian LHK melalui skema kolaborasi kerja Public Private Partnership.

“Kolaborasi ini menjadi sangat penting untuk mendukung keberhasilan rehabilitasi hutan dan lahan di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dan sekitarnya,” katanya.

Ia melanjutkan jika Presiden telah menegaskan bahwa sejak November 2021 tahun lalu, kerja public private partnership sangat positif, dimana dunia usaha dapat mendukung pembangunan persemaian skala besar di berbagai provinsi di Indonesia. “Perintah ini sudah ditegaskan sejak 2019 dan secara bertahap terus dilaksanakan,” imbuhnya.

Untuk pembangunan persemaian di Kecamatan Liang Anggang, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menyiapkan lahan seluas 10 – 15 ha di Kawasan Hutan Lindung di Kecamatan Liang Anggang, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Bibit yang akan diproduksi meliputi jenis tanaman endemik (Kasturi, Kapul, Ramania, Meranti, Ulin, Gaharu, dll), tanaman estetika (Ketapang Kencana, Pucuk Merah, Tabebuya, Tanjung, dll), dan tanaman penghasil Hasil Hutan Bukan Kayu/HHBK (Durian, Petai, Jengkol, Alpukat, Sawo, Kemiri, Sirsak, dll). 

Menteri Siti menjelaskan pembangunan persemaian dengan skala besar pada setiap provinsi diarahkan untuk mendukung pemulihan ekosistem melalui rehabilitasi hutan dan lahan termasuk reklamasi areal bekas tambang.

Selain itu juga berkaitan sangat erat dengan langkah-langkah Indonesia dalam merespons kondisi global terkait keberlanjutan, keanekaragaman hayati dalam orientasi penyerapan karbon.

Pada konteks ini, Indonesia telah menegaskan agenda Indonesia’s FoLU Net Sink 2030 sebagai aksi mitigasi yang menunjukkan ambisi aksi iklim dalam pelaksanaan target kinerja melalui pendekatan yang lebih terstruktur dan sistematis. 

“Dengan ini Indonesia dapat memberikan contoh kejujuran bahwa komitmen bukan hanya sekedar janji pledge, akan tetapi betul-betul bekerja dalam delivered commitment,” tegas Menteri Siti. ***

More Articles