Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, yang jatuh pada Rabu (5/6/2025), tidak boleh hanya menjadi kegiatan seremonial semata.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjadikan momen ini sebagai langkah konkret dalam menyelesaikan persoalan sampah, terutama sampah plastik.
“Jadikan momentum tersebut untuk membangun kesadaran bersama, diiringi aksi nyata terhadap persoalan lingkungan, khususnya dalam penanganan sampah. Situasi saat ini sudah masuk kategori darurat dan perlu ditangani segera di banyak wilayah Indonesia,” ujar Menteri Hanif dalam siaran resmi Kementerian Lingkungan Hidup, Kamis (5/6/2025).
Sebagai bentuk komitmen, Menteri Hanif telah mengeluarkan Surat Edaran No. 5 Tahun 2025 yang mendorong penyelenggaraan Apel Bersama dan Aksi Bersih Sampah Plastik di seluruh daerah.
Kegiatan ini diimbau melibatkan aparat pemerintah, pelajar, mahasiswa, komunitas, dan masyarakat umum untuk bersama-sama membersihkan sungai, pantai, sekolah, rumah ibadah, dan lingkungan tempat tinggal dari sampah plastik.
Tema global Hari Lingkungan Hidup tahun ini adalah “Ending Plastic Pollution” atau “Hentikan Polusi Plastik”, yang mencerminkan keprihatinan dunia terhadap pencemaran plastik yang semakin membahayakan ekosistem, kesehatan manusia, serta keberlanjutan hidup makhluk lain.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup, Indonesia menghasilkan sekitar 56,6 juta ton sampah pada tahun 2023, dengan 18% atau 10 juta ton merupakan sampah plastik.
Sayangnya, hanya 39,01% dari total sampah tersebut yang dikelola secara layak. Sisanya masih menjadi beban lingkungan dan memperburuk kondisi sanitasi di berbagai daerah.
Menteri Hanif menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor dan perubahan pola konsumsi masyarakat agar pengendalian sampah plastik bisa berjalan efektif. “Ini bukan hanya soal teknologi, tapi soal budaya dan kebiasaan kita sehari-hari,” pungkasnya. ***