Rabu, 20 November 2024

Dukung Ketahanan Pangan, Yogya Kini Punya Hutan Nangka

Latest

- Advertisement -spot_img

Hutan memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan di masa depan. Pengelolaan hutan yang mampu mendukung ketahanan pangan juga dapat menggerakan geliat ekonomi lokal.

Demikian dinyatakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD saat Pencanangan Hutan Keistimewaan Nangka Karangmojo, di Gunung Kidul, Provinsi DIY, Sabtu, 29 Januari 2022.

“Pangan mempunyai peran yang sangat penting, karena menyangkut dimensi politik, ekonomi, sosial dan budaya. Oleh karena itu, kebijakan ketahanan pangan menjadi isu sentral dalam pembangunan serta merupakan fokus utama dalam pembangunan,” ujar Menko Mahfud.

Peningkatan kebutuhan pangan, seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.

Hal ini perlu diimbangi dengan peningkatan kesempatan kerja bagi penduduk, guna memperoleh pendapatan yang layak agar akses terhadap pangan mudah.

Terkait hal ini, Pemerintah melalui Undang-Undang Cipta Kerja juga menguatkan kebijakan untuk mendukung ketahanan pangan melalui Penyediaan Kawasan Hutan untuk Ketahanan Pangan (KHKP).

Pembangunan Food Estate merupakan bagian kebijakan Pemerintah yang merupakan program strategis nasional dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional.

Hal ini cukup mendesak diantaranya dalam menjaga ketahanan nasional bidang pangan, sebagaimana juga tiap-tiap negara memperkuat dirinya dalam menjaga ketersediaan dan kemandirian pangan.

“KHKP merupakan kawasan hutan yang secara khusus diperuntukkan untuk kepentingan ketahanan pangan. Di dalamnya terdapat kegiatan pemulihan (rehabilitasi) kawasan hutan lindung dengan pola tanam wana tani (agroforestry), wana ternak (sylvopasture), dan wana mina (sylvofishery),” kata Menko Mahfud.

Terkait dengan program ketahanan pangan, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya yang juga hadir hadir pada kesempatan tersebut mengatakan KLHK berkontribusi dalam penyediaan lahan untuk penanaman pangan, maupun melalui program yang secara khusus dikembangkan dalam mendukung produksi pangan dari sektor kehutanan.

“Oleh karenanya, Hutan Keistimewaan Nangka ini menjadi hal yang sangat strategis. Karena di samping konteks keistimewaan dan kearifan lokalnya, keberadaanya turut berkontribusi terhadap kelestarian budaya dan lingkungan,” katanya.

Kebutuhan pohon nangka di DIY cukup besar, mengingat DIY dikenal akan kuliner gudeg. Selain itu, kayu pohon nangka juga diperlukan sebagai bahan baku pembuatan gamelan.

Selain itu, Menteri Siti mengungkapkan Hutan Keistimewaan Nangka Karangmojo berada pada posisi strategis.

Ke depan, kawasan ini dapat dimanfaatkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi. Pola yang dapat dikembangkan misalnya pariwisata berbasis ekowisata.

Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X berharap Hutan Keistimewaan Nangka Karangmojo membawa manfaat untuk masyarakat.

“Misalkan nanti buahnya mau diambil silahkan, tapi pohonnya jangan diambil dulu. Jadi kayunya memang bukan diperuntukan untuk keperluan meubel, tapi untuk pembuatan gamelan,” katanya. ***

- Advertisement -spot_img

More Articles