Kementerian Kehutanan kembali menegaskan komitmennya terhadap target Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030, yakni menjadikan sektor kehutanan dan penggunaan lahan sebagai penyerap bersih emisi karbon sebesar 140 juta ton CO₂e pada tahun 2030.
Komitmen ini disampaikan Sekretaris Jenderal Dr. Ir. Mahfudz, M.P. dalam penutupan Journalist Workshop on Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 pada 17 Juni 2025 di Jakarta.
Menurut Mahfudz, pencapaian FOLU Net Sink 2030 memerlukan pendekatan berbasis spasial, pengurangan deforestasi dan degradasi, serta peningkatan fungsi hutan dan kesejahteraan masyarakat.
Ia menekankan bahwa peran media sangat penting dalam menyebarluaskan informasi yang akurat dan membangun kesadaran publik.
Penasihat Senior Tim Kerja FOLU, Agus Justianto, menyampaikan bahwa jurnalis adalah jembatan penting antara kebijakan teknis dan pemahaman masyarakat.
Narasi media dinilai mampu memperkuat dukungan publik terhadap agenda iklim. Melalui cerita inspiratif dan pemberitaan yang berimbang, media dapat menggugah partisipasi masyarakat dalam aksi nyata menjaga lingkungan.
Workshop jurnalis ini berlangsung selama dua hari (16–17 Mei 2025), diikuti 22 jurnalis nasional, dan mencakup sesi diskusi serta kunjungan lapangan ke Persemaian Rumpin, Bogor.
Setelah kegiatan, Kementerian mencatat lebih dari 100 artikel terkait FOLU dipublikasikan selama satu bulan. Ini menunjukkan antusiasme dan kontribusi nyata dari kalangan media.
Sebagai bentuk apresiasi, 2 jurnalis menerima penghargaan atas kontribusi aktif mereka berupa sepeda listrik dari APHI dan APP Group serta 2 jurnalis memperoleh mobile phone dan TV dari ANL Logistics dan Pilar Network.
Kepala Biro Humas dan Kerjasama Luar Negeri Kemenhut Krisdianto, dalam laporannya menyampaikan bahwa workshop jurnalis ini diikuti oleh 22 jurnalis nasional terpilih dan berlangsung selama dua hari, 16–17 Mei 2025.
“Kegiatan ini mencakup sesi diskusi dan kunjungan lapangan ke Persemaian Rumpin di Bogor. Tujuannya adalah memperkuat pemahaman jurnalis mengenai FOLU Net Sink 2030 serta mendorong lahirnya karya jurnalistik yang konstruktif dan berbasis solusi,” Jelas Krisdianto.
Deputy Director APP Group, Iwan Setiawan, menyebut penghargaan ini sebagai simbol kepedulian terhadap lingkungan karena menggunakan energi ramah lingkungan.
Ia berharap dukungan dari aktor non-negara seperti dunia usaha dapat memperkuat gerakan kolektif menuju pencapaian target iklim nasional dan meningkatkan produksi jurnalistik yang konstruktif.
Founder ANL Logistics Nety Sri Rejeki berharap momentum dari workshop ini menjadi awal kolaborasi yang lebih erat antara pemerintah, media dan pelaku usaha dalam menyuarakan upaya pelestarian hutan dan perubahan iklim.
“Dengan komunikasi yang efektif, publik dapat lebih memahami pentingnya FOLU Net Sink 2030 dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung pembangunan berkelanjutan Indonesia,” imbuh Nety. ***