Aksi-aksi pengendalian perubahan iklim kini menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi bisnis yang dilaksanakan oleh sejumlah perusahaan. Diantara aksi iklim tersebut adalah penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) hingga restorasi hutan.
Demikian terungkap dalam CEO Dialogue on Climate Actions yang diselenggarakan di Paviliun Indonesia pada COP29 UNFCCC di Kota Baku, Azerbaijan, Senin, 11 November 2024.
Hadir sebagai panelis pada diskusi itu Direktur PT. Medco Energi Internasional Tbk Amri Siahaan, Direktur PT Astra International Tbk Gita Tiffany Boer, Presiden Direktur PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi, Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp & Paper (APRIL Group) Sihol P. Aritonang, dan President Direktur PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy.
Amri Siahaan menjelaskan Medco Energi memiliki target untuk mencapai Net Zero Emisi untuk Scope 1-2 pada tahun 2050 dan untuk Scope 3 pada 2060.
Pengurangan emisi karbon dilakukan pada proses operasi. Tahun 2023 lalu ada 31 inisiatif pengurangan emisi karbon yanng dilakukan dan berhasil mengurangi emisi sebesar 241.556 ton CO2 per tahun. “Kami juga mengeksplorasi potensi teknologi Carbon Capture and Storage,” kata dia.
Gita Tiffany Boer menjelaskan Astra Group mendukung pengurangan emisi untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia melalui tiga sektor utama, yaitu energi, pengelolaan sampah, dan FOLU (Forestry and Other Land Use).
“Dari sektor energi, konsumsi energi Astra Group yang berasal dari energi baru dan terbarukan telah mencapai 44,63%,” katanya.
Sihol P Aritonang mengungkapkan April group mengimplementasikan pendekatan produksi-proteksi dalam pengelolaan areal produksi. Melalui pendekatan tersebut April Group berkomitmen untuk merestorasi dan melindungi hutan yang luasnya setara dengan areal produksi.
“Melalui pendekatan produksi-proteksi, hasil dari pengelolaan hutan industri dikembalikan untuk mengembalikan hutan alam,” kata dia.
Saat ini April Group mengelola 454.045 hektare hutan industri. Sementara luas hutan yang mendapat dukungan konservasi dan restorasi telah mencapai 361.231 hektare.
Sementara itu Rahmad Pribadi mengungkapkan, Pupuk Indonesia sedang mengembangkan amonia bersih untuk mendukung pengurangan emisi karbon. “pemanfaatan Amonia bersih akan menyokong penyediaan pupuk untuk ketahanan pangan sekaligus untuk ketahanan energi,” katanya.
Febriany Eddy mengungkapkan salah satu aksi iklim yang dilakukan Vale adalah dengan merehabilitasi lahan bekas tambang mendekati kondisi sebelum ditambang. Vale telah menanam 13,5 juta pohon dengan lebih dari 180.000 merupakan tanaman endemik. ****