Generasi muda dari kalangan Milenial dan Gen-Z diajak untuk mau terlibat dalam pengelolaan hutan lestari. Pasalnya, hutan lestari memberi dampak positif pada penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi sekaligus mendukung perlindungan keanekaragaman hayati dan pencegahan perubahan iklim.
Ketua Harian II Tim Kerja Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto ketika dihubungi di Jakarta menjelaskan, pengelolaan hutan lestari bisa menghasilkan produk-produk ramah lingkungan yang digunakan masyarakat sehari-hari mulai dari produk kayu, tisu dan kertas, hingga pakaian yang memanfaatkan serat kayu.
“Dengan pendekatan multi usaha kehutanan, pengelolaan hutan bisa menghasilkan banyak produk bioekonomi seperti pangan, farmasi, hingga energi,” kata dia, Jumat, 5 Juli 2024.
Agus menyambut baik penyelenggaraan Road to Campus yang dilakukan oleh APP Group dan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) pada 5 Juli di Universitas Airlangga dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Surabaya yang diharapkan bisa semakin menumbuhkan minat keterlibatan generasi muda pada pengelolaan hutan lestari.
Agus mengatakan pengelolaan hutan lestari menjadi bagian dari aksi nyata untuk mencapai target pengurangan emisi karbon sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (Forestry and Other Land Use/FOLU). Indonesia menargetkan untuk mencapai FOLU Net Sink pada tahun 2030.
Sementara itu dari kegiatan Road to Campus, Wakil Ketua Komite Bidang Humas dan Kerja Sama APHI Trisia Megawati yang menjadi salah satu narasumber pada kegiatan tersebut mengungkapkan salah satu bentuk pengelolaan hutan lestari adalah Hutan Tanaman Industri (HTI).
“Produktivitas bahan baku kayu dari HTI akan meningkat sejalan dengan penanaman bibit berkualitas,” katanya.
Dia juga menjelaskan perusahaan pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) memiliki tanggung jawab untuk memastikan areal konsesi dikelola secara berkelanjutan. Salah satunya dengan melakukan upaya untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
“Seperti yang dilakukan APP Group yang telah menerapkan Integrated Fire Management sehingga kejadian kebakaran hutan dan lahan bisa dicegah sejak awal dan bisa tertangani segera karena adanya sistem deteksi dini,” kata Trisia.
Lebih lanjut Trisia mengatakan untuk mempromosikan keterlibatan generasi muda dalam pengelolaan hutan lestari, APHI memiliki program Sahabat Lingkungan.
_________
Diantara tokoh muda yang terlibat dalam program tersebut adalah mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM yang merupakan Board International Forestry Student Association Local Comitee UGM Faiha Azka Azzahira dan mahasiswa Fakultas Hubungan Internasional UPN Veteran Jakarta yang merupakan mitra muda UNICEF Alya Zahra Sabira.
Faiha menyatakan sangat senang dan mendukung program ini karena memberi pemahaman kepada generasi muda mengenai pengelolaan hutan lestari.
“Generasi muda harus memiliki kepedulian tentang pentingnya hutan lestari dan pengendalian perubahan iklim karena akan menjadi penerus tongkat estafet pengelolaan dari generasi saat ini,” imbuhnya. ***