Indonesia memiliki salah satu sumber daya keanekaragaman hayati terbesar di Dunia, yaitu 4552 jenis ikan hias (ornamental fish) berpotensi ekonomi yang sangat besar.
Namun, sejak 24 tahun lalu, permasalahan para pengekspor ikan hias di Indonesia hingga sekarang masih sama, yaitu ketiadaan standar produk yang diekspor, masalah kontinuitas produk, masalah logistik dan transportasi serta upaya penetrasi pasar global.
Dalam diskusi di Center for Technology & Innovation Studies (CTIS), Rabu 6 November 2024, peserta Diskusi sepakat untuk menggarap potensi ikan hias ini dari “hilir”, yaitu penetrasi pasar global terlebih dahulu.
Secara bersamaan, para ahli ikan hias Indonesia memperkenalkan berbagai teknik untuk membuat ikan hias lebih cantik dipandang, antara lain dengan pemberian pakan khusus.
Pada tahapan “hulu”, para pembudidaya ikan hias, yang sebagian besar adalah pembudidaya kelas rumah tangga terus dibina agar bisa menghasilkan produk siap ekspor, sekaligus membuka lapangan kerja seluas-luasnya, terutama lapangan kerja bagi generasi Z dan generasi millenial.
Kepala Balai Riset Budidaya Ikan Hias, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dr Joni Haryadi, dalam paparannya yang berjudul “Peluang Usaha Ikan Hias Untuk Indonesia Maju” menegaskan bahwa dalam lingkup global, data tahun 2022 menunjukkan bahwa Indonesia adalah eksportir ikan hias nomor dua terbesar di Dunia setelah Tiongkok.
Tiongkok memang eksportir ikan hias terbesar Dunia, namun ikan-ikan hias tadi sebagian besar diimpor dari Indonesia, lalu diberi nilai tambah, seperti disiapkan pakan khusus agar ikan-ikan hias tadi semakin menyala warnanya, lalu kemasannya dipercantik dan kemudian diekspor ke jaringan global konsumen ikan hias yang telah mereka bangun.
Joni Haryadi, yang Alumnus Universitas Indonesia ini, menegaskan bahwa potensi bahan baku untuk ekspor Ikan hias dimiliki Indonesia.
Khusus untuk ikan hias air tawar, 5 besar jenis ikan hias air tawar yang diminati Dunia adalah Ikan Koi, Ikan Arwana Super Red, Ikan Mas Koki, Ikan Cupang Hias dan Ikan Cupang Laga.
Ikan-ikan hias tadi mempunyai kriteria langka, unik, memiliki sejarah, eksoktik dan memiliki nilai jual. Di seluruh Dunia, orang senang memelihara ikan hias untuk mengurangi stress kehidupan, memberikan ketenangan jiwa, melahirkan insiprasi inspirasi baru dan juga membuat manusia lebih fokus.
Sebaran 5 besar provinsi yang melaksanakan budidaya ikan hias adalah Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Jawa Tengah dan DKI Jakarta. Diperkirakan, pada tahun 2022, ada sekitar 21.091 orang berbudidaya ikan hias di Indonesia dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal.
Menurut data World Integrated Trade Solution (WITS 2022), lima besar negara importir ikan hias dari Indonesia adalah Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, Negara-Negara Asia lainnya dan Singapura.
Memang, ekspor pada tahun 2022 baru mencapai Rp 586 miliar saja, tetapi Joni Haryadi telah menyusun program agar target ekspor ikan hias Rp 1,6 triliun pada tahun 2029 dapat dicapai.
Selain nilai ekspor, usaha ikan hias ini amat berpeluang dikembangkan oleh para millenial, dengan modal yang tidak besar. Mereka bisa memulainya sebagai broker dan supplier, kemudian meningkat menjadi trader dan terakhir bisa memiliki usaha toko ikan hias sendiri.
Lewat perkembangan teknologi digital maka para generasi millenial dan Gen Z yang melek teknologi digital dan teknologi komunikasi ini bisa langsung terlibat dalam rantai pasok ikan hias Dunia.
Pada akhir Diskusi, disepakati tindak-lanjut kedepannya, diantaranya, guna memperluas pasar maka akan digelar pertemuan lewat zoom antara importir ikan hias di Tiongkok, Amerika Serikat dan Jepang dengan para eksportir ikan hias Indonesia, yang difasilitasi oleh Perwakilan Perwakilan RI di tiga negara tadi.
Lalu, segera diusulkan ke pada UNESCO agar ikan Arwana Super Red, yang merupakan ikan resmi Indonesia, mendapatkan status Warisan Dunia seperti orangutan dan komodo, sehingga dapat dipakai sebagai wahana promosi.
Di samping itu, segera digairahkan kembali lomba-lomba ikan hias, seperti lomba ikan cupang hias dan cupang laga, di tanah air. Terakhir, tentunya para ahli ikan hias Indonesia perlu segera terjun langsung kemasyarakat guna memberikan pelatihan dan penyuluhan, mengingat usaha ini bisa menjadi usaha rumah tangga yang sangat menjanjikan. ***