Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengungkapkan harapannya terkait agenda Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 saat melantik Presidium Dewan Kehutanan Nasional, Rabu 28 Desember 2022.
Menteri Siti berharap, DKN bisa memberikan dukungan terhadap pelaksanaan agenda FOLU Net Sink dan pembangunan kehutanan lainnya sehingga bisa searah dan bersinergi dengan fokus pembangunan Pemerintah saat ini, sehingga masyarakat semakin sejahtera dengan pengelolaan hutan yang berkelanjutan.
“Saya mengajak DKN untuk dapat berpartisipasi aktif membantu Pemerintah dalam menyusun berbagai regulasi dan kebijakan agar dapat diimplementasikan dengan baik,” kata Menteri Siti.
Menteri Siti berharap DKN mampu senantiasa menjaga soliditas, baik secara internal dalam kehidupan berorganisasi, namun juga dalam menjalankan perannya di lapangan.
Dia mengatakan, sebagai lembaga mitra KLHK, DKN merupakan entitas penting dalam menjaga keberlangsungan tata kelola sektor kehutanan yang berkelanjutan di Indonesia.
Peran DKN dalam mendukung pembangunan bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadi penting melalui prinsip check and balances serta memberikan pertimbangan kebijakan melalui kegiatan konsultatif dan koordinatif.
Menteri Siti menyampaikan apresiasi yang tinggi atas program kerja DKN selama ini, yang dapat berjalan beriringan dengan program dan visi-misi Pemerintah.
“Hal-hal yang sudah berjalan baik, dimana sinergitas dan harmonisasi yang serasi, antara pemerintah, organisasi seperti DKN, dan seluruh komponen masyarakat untuk mampu mewujudkan tujuan bersama bangsa, kiranya dapat kita optimalkan. Sehingga, harmoni dan keselarasan kerja-kerja kita akan mampu menjadi daya dukung yang dapat mengakselerasi pembangunan bangsa, khususnya di bidang lingkungan hidup dan kehutanan,” katanya.
Terkait FOLU Net Sink, Menteri Siti menjelaskan Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, maka pengendalian perubahan iklim dilakukan secara nyata dan dapat menjadi leverage untuk meningkatkan peran publik dalam aksi iklim sektor lingkungan hidup dan kehutanan.
“Program ini diharapkan tidak hanya dapat mencapai target dalam penurunan emisi GRK, namun juga sekaligus dapat dijadikan momentum untuk mempercepat proses penguatan tata kelola lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia,” katanya.
Agenda Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 menargetkan untuk mencapai penyerapan GRK sudah lebih tinggi atau setidaknya seimbang pada tahun 2030 dibandingkan emisinya.
Sasaran yang ingin dicapai adalah tingkat emisi GRK sebesar minus 140 juta ton setara karbondioksida (CO2e) pada tahun 2030 dan seterusnya menjadi minus 304 juta ton CO2e pada tahun 2050 sehingga emisi bersih di tingkat nasional (semua sektor) menjadi 540 juta ton CO2e atau setara dengan 1,6 ton CO2e per kapita. ***