Yudi Eko Santosa, mantan karyawan Perhutani, sukses mengekspor berbagai produk kayu olahan ke sejumlah Negara melalui perusahaan yang dibesutnya CV Kaytama. Keberhasilan Yudi mendapat sokongan dari BNI Xpora, program yang dikembangkan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) untuk pemberdayaan UMKM Indonesia.
CV Kaytama adalah UMKM dengan produk kayu olahan asal Kabupaten Banjarnegara, Ciamis, Jawa Barat dan mulai berdiri sejak September 2012. Menurut Yudi, pihaknya mulai mendapatkan bantuan dukungan lewat program BNI Xpora pada 2014 berupa pinjaman sebesar Rp150 juta.
Saat itu perusahannya baru dari tahap merintis usaha jasa ekspor impor kayu olahan.
_________
“Kami selaku perusahaan ekportir sangat terbantu dengan hadirnya BNI Xpora, di mana kami bisa mendapatkan informasi apa saja yang dicari dan dinginkan buyer di luar negeri,” ujar Yudi dikutip, Senin, 29 Januari 2024.
Melalui BNI Xpora ini juga, lanjutnya, CV Kaytama dapat terhubung dengan para buyer di luar melalui business matching. Setelah 10 tahun bekerja sama dengan BNI, dan didorong oleh program BNI Xpora, CV Kaytama telah berkembang dan telah menjual produk kayu olahan ke lebih dari 35 klien dari 17 negara.
“Alhamdulillah kami telah mengekspor kayu olahan ke berbagai negara seperti Australia, New Zealand, Korea Selatan, Amerika Serikat, Jerman, Polandia, Belanda, Belgia, Prancis, Slovakia, Yunani, Ukraina, China, Vietnam, Singapura, Taiwan, dan UAE,” jelasnya.
Saat ini CV Kaytama adalah pemasok produk kayu olahan yang menawarkan berbagai macam jenis kayu dalam berbagai bentuk produk jadi seperti exterior decking, structural engineered timber products, solid timber panel, dan industrial components. Produk kayu olahan produksi CV Kaytama dilengkapi dengan Sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).
“Kami bangga bahwa seluruh fasilitas kami telah mematuhi skema yang merupakan implementasi dari Voluntary Partnership Agreement (VPA) on Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) yang ditandatangani oleh negara-negara Uni Eropa,” jelasnya.
Yudi sebelum terjun di bisnis kayu olahan pernah menjadi karyawan Perhutani itu menyebutkan dirinya telah membuktikan bahwa BNI merupakan bank yang tidak hanya kuat pada jaringan layanan dalam negeri melainkan juga pada layanan kantor cabang luar negeri.
“Ini kelebihan yang sangat berguna untuk mendukung kami para pelaku UMKM untuk bisa menembus pasar global. Saya dibesarkan oleh BNI dari tahun 2014, dan kini sudah jalan 10 tahun, ini sebuah penghormatan dan penghargaan bagi saya,” ujar Yudi.
Meski berada di desa, Yudi tidak mengajak para UMKM untuk bisa membangun bisnisnya pula agar bisa bersaing. Pihaknya juga punya moto atau tagline ndeso rasa bule. Selaku UMKM yang awalnya dibesarkan oleh BNI, Yudi menyebutkan akan terus menjalin kerja sama dan terus berharap mendapatkan dukungan dari BNI. Terakhir CV Kaytama mendapatkan kuncuran dana pinjaman sebesar Rp1,5 miliar dari BNI.
Yudi berharap agar BNI dapat terus membantu CV Kaytama terutama dalam mewujudkan impiannya memiliki pabrik pengolahan kayu sendiri. “Impian kami ingin memiliki pabrik industri penggergajian dan pengolahan kayu, kami sudah memiliki rencana untuk membangun pabrik tersebut di daerah Lamongan, Jawa Timur,” pungkasnya.
Sementara, Branch Service Manager BNI Kantor Cabang Banjar Yoli Rinadi mengatakan, BNI Xpora merupakan satu dari sejumlah inovasi dan transformasi yang dilakukan BNI untuk mendukung UMKM menembus pasar global. Dalam BNI Xpora ini, lanjutnya, BNI memaksimal kekuatan kantor cabang luar negeri yang berada di pusat-pusat perdagangan dunia, seperti Inggris, Singapura, Hong Kong, Seoul, New York, hingga sub branch di Osaka. ***