Rabu, 23 Oktober 2024

Menteri LHK Ungkap Capaian Penurunan Emisi GRK Indonesia Tahun 2020 dan 2022, Angkanya Lampaui Target

Latest

- Advertisement -spot_img

Conference of the Parties (COP) ke 28 atau Konferensi Para Pihak anggota The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) atau Konvensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim akan segera dilangsungkan di Dubai, Uni Emirat Arab pada akhir bulan November tahun ini.

Jelang pertemuan tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberi bekal sebagai persiapan para Delegasi Republik Indonesia menghadapi berbagai perundingan.

Menteri Siti mengungkapkan, berdasarkan hasil investarisasi gas rumah kaca (IGRK), Indonesia berhasil mencatat penurunan emisi GRK pada tingkat yang signifikan.

“Kita mencatat penurunan sebesar 47,28% pada tahun 2020 dan 43,82% pada tahun 2021. Prakiraan pada tahun 2022 bisa lebih baik dengan indikasi karhutla yang lebih baik tertangani di tahun 2022,” tegas Menteri Siti di Jakarta, Jumat 4 Agustus 2023.

Keberhasilan penurunan emisi GRK di tahun 2020 berasal dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (FOLU) dimana tingkat emisi GRK menjadi 182 juta ton setara karbondioksida (CO2 eq) dari semula lebih dari 900 juta ton CO2 eq di tahun 2019.

Pemerintah, kata Menteri Siti, saat ini sedang bekerja keras untuk penurunan emisi GRK sektor energi sambil terus mengelola sektor FOLU.

“Sektor energi sedang memacu keras penurunan emisi GRK dengan strategi mencapai NZE (Net Zero Emissions) yaitu elektrifikasi, moratorium PLTU, membangun sumber energi baru dan EBT serta penerapan efisiensi energi,” katanya

Indonesia telah menyampaikan Enhanced Nationally Determined Contribution atau ENDC ke Sekretariat UNFCCC, dengan mempertajam target reduksi emisi GRK dari 29% menjadi 31,89% dengan kekuatan nasional (CM1), dan dari 41% menjadi 43,20% dengan dukungan internasional (CM2) pada tahun 2030.

Di sisi lain, Indonesia telah memulai penyusunan Second National Determined Contribution (SNDC) yang akan selaras dengan Long Term Strategy Low Carbon and Climate Resilience 2050 dengan visi iklim Indonesia untuk mencapai net-zero emission di 2060 atau lebih cepat.

Diharapkan Indonesia dapat menyampaikan submisi SNDC ke UNFCCC pada tahun 2024.

“Saya perlu menegaskan disini bahwa ENDC kita dibangun dalam orientasi kita menuju kondisi penuruan 1,5 °C, maka dengan exercise yang detil kita mendapatkan angka 43,2 % kondisi CM 2 pada 2030. Angka itu kira-kira sama dengan target USA yaitu 43%,” ungkap Menteri Siti. ***

- Advertisement -spot_img

More Articles