Produk kayu hasil rekayasaya industri seperti mass timber dan enginereed wood, serat selulosa untuk tekstil, dan produk kayu modern lainnya termasuk untuk energi, adalah produk kayu yang paling menonjol untuk substitusi skala besar bahan tak terbarukan.
Pertumbuhan
Laporan tersebut memaparkan, pertumbuhan konsumsi produk kayu (dibandingkan dengan proyeksi kenaikan populasi sebesar 25 persen) akan didorong oleh tingkat pendapatan yang lebih tinggi di wilayah negara berkembang yang akan berdampak pada naiknya permintaan barang-barang konsumsi (misalnya kertas, kemasan, pakaian dan furnitur) dan di lebih banyak kegiatan sektor konstruksi
Pemenuhan permintaan kayu berkelanjutan di masa depan dapat dicapai dengan kombinasi peningkatan produksi berkelanjutan di hutan beriklim temperate dan boreal yang diregenerasi secara alami dan di hutan tanaman yang semakin meningkat di Selatan global. Tetapi perkiraan kontribusi nyata dari jenis dan wilayah hutan terhadap pasokan kayu global pada tahun 2050 sangat tidak pasti, demikian diungkap laporan itu.
Laporan itu menegaskan, permintaan produk kayu perlu dipenuhi dengan meningkatkan produktivitas melalui pengelolaan hutan lestari dan mendorong produksi kayu sebagai bagian dari program dan proyek restorasi lahan.
Jika produksi hutan yang diregenerasi secara alami tetap stabil, penanaman setidaknya 33 juta hektare hutan baru akan dibutuhkan, kata laporan itu.
Investasi
Laporan itu juga menjelaskan bahwa investasi yang diperlukan untuk memelihara dan memperluas produksi kayu bulat industri sekitar 40 miliar dolar AS per tahun pada tahun 2050. Investasi 25 miliar dolar AS per tahun lainnya dalam modernisasi dan dalam membangun industri mungkin diperlukan.
Total lapangan kerja di sektor kehutanan pada tahun 2019 diperkirakan mencapai 33,3 juta pekerja formal dan informal.